Rabu, 04 Februari 2015

As-Sunnah sebagai Sumber Hukum Ajaran Islam



AS-SUNNAH SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM
Drs. Antoni, MHI

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهْ
اإنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِالدِّيْنِ،أَمَّابَعْدُ؛

Sebagaimana Hadits berikut ini:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ لمَـاَّ أَرَادَ أَنْ يَبْعَثَ مُعَاذًا إِلىَ اْليَمَنِ فَالَ : كَيْفَ تَقْضِي إِذَا عَرَضَ لَكَ قَضَاءٌ ؟ قَالَ أَقْضِي بِكِتَابِ الله.ِ قاَلَ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِى كِتَابِ اللهِ ؟ قَالَ فَبِسُـنَّةِ  رَسُوْلِ اللهِ صَلّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ . قَالَ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِى سُـنَّةِ  رَسُوْلِ اللهِ صَلّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ فِى كِتَابِ اللهِ ؟ قَالَ أَجْتَهِدُ بِرَأْيِي وَلاَ آلَـوْ. فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَدْرَهُ ,   فَقَالَ : الحَمْدُ ِللهِ الَّذِي وَفَّـقَ رَسُوْلَ رَسُوْلِ اللهِ لِماَ يُرْضِي رَسُـوْلَ اللهِ
( رواه أبو داود والترمذي والنسائي والدارمي )

Artinya: Bahwasanya tatkala Rasulullah saw.  hendak  mengutus   Mu`az  ibn  Jabal  ke Yaman, beliau bertanya kepada Mu`z; Bagaimana engkau memutuskan perkara Jika diajukan kepadamu ?, maka Mu`az menjawab; Aku akan memutuskan berdasarkan kita Allah (Al Qur`an), Rasulullah bertanya lagi; Apabila engkau tidak menemukan jawabannya dalam kitab Allah ?, Mu`az  berkata; Aku akan memutuskannya dengan sunnah, Rasulullah bertanya; Apabila engkau tidak menemukan jawabannya di dalam kitab Allah?, Rasulullah selanjutnya Mu’azd bin Jabal bertanya kepada Nabi; Bagaimana kalau engkau juga tidak menemukannya di dalam sunnah dan tidak didalam kitab Allah ?, Mu`az  menjawab; Aku akan berijtihad dengan mempergunakan akalku. Rasul Saw. menepuk dada Mu`az seraya berkata; alhamdulillah atas taufik yang telah dianugerahkan Allah kepada utusan RasulNya.(HR. Abu Daud, Tirmizi, Nasa`i dan Darimi).

1.      Pengertian.

Di dalam buku Ulumul Hadits, karangan DR. Nawir Yuslem,MA,  memuat beberapa pengertian sunnah, sebagai berikut: 


Sunnah menurut etimologis [bahasa] berarti:

الطَّرِيْقَةُ الْمُسْتَيْقِمَةُ وَالسِّيْرَةُ الْمُسْتَمِرَّةُ , حَسَنَةً كَانَتْ أَوْ سَيِّئَةً
       
Artinya: Jalan yang lurus dan berkesinambungan, yang baik atau yang buruk.

Sunnah menurut terminologis [istilah], ada beberapa definisi, yaitu:

a.      menurut ulama` Muhsaditsin:

هِيَ كُلُّ مَا أَثَرَ عَنِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ تَقْرِيْرٍ أَوْ صِفَةٍ خَلْقِيَّةٍ أَوْ خُلُقِيَّةٍ أَوْ سِيْرَةٍ سَوَاءٌ أَكَانَ ذَالِكَ قَبْلَ الْبِعْثَةِ كَتَحَثِهِ فِى غَارِ حِرَاءٍ أَوْ بَعْدَهَا
           
Artinya: Sunnah adalah setiap apa yang ditinggalkan [diterima] dari Rasulullah saw. berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat, akhlak atau prikehidupan baik sebelum beliau diangkat menjadi rasul, seperti tahanuts di gua hira atau sesudah kerasulan beliau.

b.      menurut ulama` ushul fiqh:

هِيَ كُلُّ مَا صَدَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ تَقْرِيْرٍمِمَّا يَصْلُحُ أَنْ يَكُوْنَ دَلِيْلاً لِحُكْمٍ شَرْعِيٍّ
          
Artinya: Sunnah adalah  seluruh  yang  datang  dari Rasul saw.  selain al-qur’an al karim,  baik  berupa  perkataan,  perbuatan  atau  taqrir,  yang  dapat  dijadikan sebagai dalil untuk menetapkan hukum syara`.

c.       Menurut ulama` fiqh [fuqaha`]:

هِيَ كُلُّ مَا ثَبَتَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَكُنْ مِنْ باَبِ الْفَرْضِ وِلاَ الْوَاجِبِ

Artinya: (Sunnah) yaitu setiap yang datang dari Rasul saw yang bukan fardu dan tidak pula wajib.(Yuslem 2003: 40-43).
                      
Makna lain (sinonim) dari sunnah adalah  hadits, khabar dan atsar, namun mungkin terdapat  sedikit  perbedaan, untuk  mengetahui lebih jelasnya kami uraikan sebagai berikut:

a.      Hadits.
       
Menurut  bahasa  berarti  komunikasi, cerita atau percakapan. Sedang menurut istilah  adalah:

مَا أُضِيْفَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ قَوْلٍ أَوْ فِعْلٍ أَوْ  تَقْرِيْرٍأَوْ صِفَةٍ
Artinya: Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw dari perkataan, perbuatan, taqriri atau sifat.(Yuslem 2003: 36).

b.      Khabar.

Khabar adalah sinonim dari hadits, yaitu sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw. dari  perkataan, perbuatan, taqrir atau sifat, yang bersumber dari Nabi atau dari orang lain.(Yuslem 2003: 45).

c.       Atsar.

Secara  bahasa atsar berarti sisa atau peninggalan sesuatu.    Sedang   pengertian menurut istilah ada dua,yaitu:
1.      Atsar adalah sinonim hadits, yaitu segala sesuatu yang berasal dari Nabi saw.
2.      Atsar adalah :

مَا أُضِيْفَ إِلَى الصَّحاَبَةِ وَالتَّابِعِيْنَ مِنْ أَقْوَالٍ أَوْ أَفْعَالٍ

Artinya: Sesuatu yang disandarkan kepada Shahabat   dan  tabi`in,  yang terdiri atas perkataan atau perbuatan.(Yuslem 2003: 46).


1.      Kedudukan dan Fungsi as-Sunnah (Hadits) Terhadap al-Qur`an.

a.      Kedudukan.

Status Hadits sebagai sumber hukum Islam, menurut jumhur ulama` adalah posisi kedua setelah al-qur`an, sebab dari segi wurud   al-qur`an  bersifat qath`i,  sedang hadits kebanyakan bersifat zhanni, kecuali hadits mutawatir.   Dengan   demikian dalil yang lebih qath`i harus diutamakan dari pada yang zhanni.(Yuslem 2003:62)

b.      Fungsi

Di dalam kitab; Ulumul Hadits, oleh DR. Nawir Yuslem,  halaman 70 sampai 75 secara garis besar, fungsi hadits terhadap al-qur`an ada tiga, yaitu:

1.      Bayan Tafsir;  hadits yang menerangkan ayat-ayat yang sangat umum (mujmal),  seperti perintah shalat yang diperjelas tata caranya di dalam hadits:

... وَصَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّي ... ( رواه البخاري )
           
Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.(HR. Bukhari).

2.      Bayan Taqrir;  hadits yang berfungsi untuk memperkokoh pernyataan didalam Al Qur`an, seperti keterangan Rasul saw tentang kewajiban shalat, puasa, zakat, dan haji, sebagaimana hadits Nabi:

بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ , وَإِقَامِ الصَّلاَةِ , وإيْتَاءِ الزَّكَاةِ , وَصَوْمِ رَمَضَانَ , وَحِـجِّ اْلبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً ( رواه البخاري )
Artinya: Dibagun Islam atas lima [fondasi] yaitu kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad   adalah Rasulullah,  mendirikan shalat, membayarkan zakat, berpuasa bulan ramadhan dan mengerjakan haji bagi yang telah mampu.(HR. Bukhari).

3.      Bayan Tasyri`;  menetapkan  hukum yang  tidak ditetapkan di dalam Al Qur`an, seperti keharaman menikahi seorang wanita bersama bibinya secara bersamaan, Sabda Nabi:

لاَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ عَلَى عَمَّتِهَا وَلاَ عَلَى خَالَتِهَا وَلاَابْنَةِ أُخْتِهَا وَلاَبْنَةِ أَخِيْهَا  ( رواه البخاري و مسلم )

Artinya: Tidak boleh dinikahi  seorang  perempuan  sekaligus  dengan  bibinya (saudara ayah),   tidak   dengan  bibi (saudara ibu) dan tidak dengananak perempuan saudara perempuan atau  anak perempuan sasudara laki-laki.(HR.Bukhari-Muslim). (Yuslem 2003: 70-75).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar